Tuesday 6 December 2011


Ratusan Ibu Rumah Tangga Berburu Emas di Paningkaban



EVIYANTI/"PRLM"
EVIYANTI/"PRLM"
Ratusan ibu rumah tangga di desa paningkaban Kecamatan Gumelar Banyumas Jawa Tengah sedang mengais lumpur yang mengandung biji emas dari sisa penambangan emas.*
BANYUMAS, (PRLM).- Ratusan ibu rumah tangga berburu sisa-sisa emas dari sejumlah sumur-sumur galian emas di Desa Paningkaban Kecamatan Gumelar Banyumas Jawa Tengah. Penggalian sumur emas secara liar terjadi sejak setahun terakhir, sedikitnya kini terdapat 100 lubang sumur yang tersebar di lahan 10 hektar.
Setelah diketahui di kedalaman tanah di desa ini memang banyak mengandung emas, penggalian sumur secara liar makin marak. Kondisi demikian telah menyedot perhatian warga sekitarnya, mulai dari bapak anak istri saudara hingga ibu rumah tangga lain desa yang beralih mata pencaharian sebagai pengais emas. Yakni dengan memanfaatkan sisa-sia hasil penambangan, mereka dijuluki sebagai "pemulung" emas.
Para ibu tersebut sebelumnya sebagai buruh tani, pedagang hingga rias penganten. Saat sektor pertanian perdagangan lesu mereka beralih sebagai pemulung emas. "lumayan dari pada menganggur soalnya hasilnya lebih dari upah sebagai buruh tani," kata Sutiyem (50) warga Ajibarang, Banyumas.
Sehari dia bisa mendapat butiran emas 50 - 75 miligram bahkan pernah mendapat sampai 700 miligram.
"Tergantung rejeki kalau lagi beruntung dapat banyak," jelasnya Kamis (21/10).
"Emas tersebut dijual ke koperasi, harganya juga bervariasi mengikuti harga emas dunia beberapa hari lalu saat harga emas dunia naik satu gram emas ditingkat penambang dijual Rp 270.000 per gram tapi sekarang turun menjadi Rp 260.000 per gram," jelasnya.
Menurut Sarno (45) salah satu buruh penambang emas di Desa Peningkaban jumlah sumur penambangan emas diperkirakan ada sekitar 100 sumur yang digali warga. "Semuanya menghasilkan emas yang sangat berharga," katanya.
Kegiatan penambangan emas yang dilakukan secara konvensional, hanya berbekal cangkul, linggis dan peralatan lain yang apa adanya. Kedalaman sumur bervariasi antara 20 meter hingga 60 meter dibawah permukaan tanah.
Para warga di sini menggali tanah dan batu yang mengandung emas itu bisa diproses menjadi emas dan langsung bisa diuangkan dalam waktu satu hari. “Kita menggali secara kelompok. Hasilnya dibagi rata”, kata Sarno.
Rata-rata satu kelompok sekitar tujuh (7) orang. Dengan kerja kelompok ,per hari mereka bisa mendapatkan emas rata-rata 2 -3 gram yang di jual kepada koperasi.
Sementara itu, Kepala Bidang Penambangan Umum, Kantor Energi Sumberdaya Mineral Kabupaten Banyumas, Yarsono ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah mengetahui akan kegiatan warga desa Paningkaban.
“Kita sudah memberikan bimbingan kepada mereka agar jangan sampai aktifits penabambangan tidak membahayakan baik bagi keselamatan jiwa mereka maupun lingkungan”, kata Yarsono.
Mengenai legalisasi aktifitas penambangan yang masih bisa dibilang liar itu karena memang belum ada ijin resmi. “kata Yarsono. Menurutnya injin kegiatan penambangan logam seperti ini sesuai Undang-undang no. 04 tahun 2009 tentang pertambangan harus dari Menteri Pertambangan dan Energi.
“Kita sudah ajukan sejak Juni lalu. Namun sampai sekarang belum juga turun. Dan kita sendiri tidak bisa menghentikan kegiatan penambangan yang melibatkan hampir seluruh warga desa itu”, jelasnya.
Kepala Desa Paningkaban, Sutardjo mengakui kegiatan penambangan tersebut belum memiliki ijin yang semestinya. “Namun karena ini sangat membantu perekonomian warga maka akan kita perjuangankan untuk syarat-syarat administrasinya. Kita juga sudah bentuk paguyuban dan koperasinya agar mereka bisa terus menambang secara benar”, kata Sutardjo.(A-99/kur)***

0 comments:



Post a Comment

Blog Archive